Ditulis Oleh ; Sulistyorini, S.Pd.
Pagi itu, matahari bersinar cerah di langit yang biru. Angin sepoi-sepoi berhembus, memainkan rambut Tiara yang lembut. Tiara adalah seorang gadis kecil yang cantik dan sangat baik hati. Setiap hari, dia selalu membantu ibunya menyiapkan dagangan untuk dibawa ke pasar. Setelah itu, barulah ia pergi ke sekolah. Tiara selalu bersama ibunya karena ayahnya sudah lama meninggal dan dia sangat merindukan ayahnya.
Suatu pagi, saat berjalan menuju sekolah, Tiara melihat seekor kucing kecil tersangkut di batang pohon.
“Ya Allah, kasihan sekali kamu, Pussi,” kata Tiara sambil hati-hati menolong si kucing kecil.
“Meong … meong …” si kucing mengeluarkan suara seolah-olah mengucapkan terima kasih.
“Sudah, sekarang kamu bebas. Hati-hati, ya, kalau jalan,” kata Tiara sambil mengelus kepala si kucing.
Si kucing ternyata sangat suka dengan Tiara. Sepanjang jalan menuju sekolah, kucing kecil itu mengikuti Tiara dari belakang.
“Pussi, kamu nggak boleh ikut ya, aku mau ke sekolah,” kata Tiara sambil menghentikan langkahnya.
Tapi, si kucing terus mengeong manja sambil menggeleng-gelengkan kepalanya di tangan Tiara.
Akhirnya, karena tidak tega meninggalkan si kucing, Tiara memasukkan si kucing ke dalam tasnya.
“Pussi, kamu harus diam di dalam tas, ya, jangan berisik!” pinta Tiara.
“Meong … meong …” Kucing itu seolah mengerti dan tetap diam di dalam tas sepanjang hari.
Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Tiara segera pulang.
“Asalamualaikum, Ibu! Tiara sudah pulang!” teriaknya dengan senyum ceria.
“Waalaikumsalam, Sayang. Alhamdulillah, kamu sudah pulang,” jawab ibunya.
Tiara lalu menceritakan tentang kucing yang ia temukan dan memohon izin untuk merawatnya.
“Ibu, bolehkah Tiara merawat kucing ini? Dia tersangkut di pohon tadi pagi.”
Ibunya tersenyum dan melihat kucing yang lucu itu.
“Boleh,Sayang, asalkan kamu merawatnya dengan baik,” kata ibunya.
Tiara sangat senang dan segera mengambil makanan serta susu untuk si kucing. Hari demi hari, kucing itu tumbuh besar dan menjadi semakin sayang kepada Tiara. Setiap Tiara pulang sekolah, si kucing selalu menyambutnya dengan gaya manja. Tiara juga selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama kucing kesayangannya.
Suatu malam, setelah makan malam, Tiara membantu ibunya mencuci piring. Tiba-tiba, gelas yang Tiara pegang terjatuh dan pecah. Tiara berjongkok dan mulai memunguti serpihan-serpihan gelas.
“Aduh, sakit!” jerit Tiara saat jarinya terkena pecahan kaca.
Mendengar Tiara kesakitan, si kucing berlari mendekat dan mulai menjilat jari Tiara yang terluka.
“Meong … meong …” Kucing itu seolah-olah ingin membantu Tiara agar merasa lebih baik.
“Pussi, kamu baik sekali, terima kasih,” ucap Tiara sambil tersenyum dan mencium kepala si kucing.
Kucing kecil itu selalu ada untuk Tiara, dan Tiara tahu bahwa mereka telah menjadi sahabat sejati. Meski kucing hanyalah seekor hewan, tetapi ia mengerti kasih sayang yang diberikan kepadanya. Keduanya selalu bersama, bermain, dan saling menjaga.
Saat malam tiba, Tiara dan si kucing beristirahat di kamar. Tiara mengelus-elus kepala si kucing dengan lembut hingga keduanya tertidur dengan damai. ***